Begitu banyak kesibukan yang saya jalani belakangan ini. Mulai dari menyelesaikan tesis di Ilmu Lingkungan UI, pekerjaan kajian sanpai jadi Program Koordinator untuk pelaksanaan Sosialisasi Penghematan Energi dan Air. Semuanya melelahkan dan tentu mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran. Tapi ada banyak hal yang dapat saya ambil dari berbagai kesibukan itu dan salah satunya adalah penyadaran diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Jujr kalau boleh saya menilai, masyarakat kita di
Demikian pula dengan konsumsi air di Indonesia. Danau di Indonesia sudah banyak yang megalami sedimentasi dan pendangkalan. Sungai banyak yang tercemar dan waduk sudah mulai berkurang debitnya. Contohlah sungai Citarum yang masuk di waduk Cirata, Saguling dan berakhir di Jatiluhur, di hulu sungai di sekitar daerah Soreang banyak perusahaan tekstil yang membuang limbahnya ke sungai sehingga sungai tercemar.
Selain itu, karena kesuitan mendapatkan akses air bersih, banyak warga Indonesia yang memanfaatkan air pikulan dengan harga yang mahal. Di daerah Tangerang saja, harga air bersih satu pikul (dua jerigen) atau sekitar 50 liter sebesar 4000 perak, padahal harga air PDAM 1 m3 atau 1000 liter. Artinya orang miskin justru membayar lebih mahal untuk dapat air bersih daripada orang yang mampu.
Tentu bukan hanya alasan diatas maka saya bersemangat nimbrung di keigatan ini. Nah belajar dari kondisi inilah maka saya sangat bersemangat untuk menjadi program manajer (bisa disebut kampanye mungkin yaaaa) Sosialisasi penghematan energi dan air yang kegiatannya mencakup seluruh Indonesia. Bertemu dengan banyak lapisan masyarakat dan berbicara dengan bahasa yang gamblang. Semuanya untuk satu tujuan, merubah perilaku masyarakat kita untuk bisa lebih menghargai air dan energi. Tanpa ada embel-embel apapu, entah itu ego departemen atauun menjelang pemilu 2009.... ;P.