Wednesday, March 27, 2013

Mining Closure...


Masa depan industri pertambangan dilihat dari warisan yang ditinggalkannya (mining legacy). Reputasi suatu perusahaan dapat terpengaruh jika tambangnya ditelantarkan atau muncul masalah buruk yang berdampak berjangka panjang terhadap lingkungan da masyarakat sekitarnya. Industri tmbang menyadari bahwa untuk mendapatkan akses ke sumber daya masa depan harus mampu menutup tambang secara efektif dan mendapatkan dukungan dari masyarakat lingkar tambang. Tambang harus menganut konsep penyelesaian tambang bukan sekedar penutupan, yaitu ketika tahap operasional tambang sudah berakhir dan tahap pemberhentian sudah selesai sepenuhnya.
Penutupan tambang adalah sebuah proses, dan merujuk pada dimensi waktu saat tahap operasional tambang sedang atau sudah berakhir, dan tahap pemberhentian final dan rehabilitasi tambang sudah mulai dilaksanakan. Dalam beberapa kasus, penutupan tambang dapat bersifat sementara, atau berubah menjadi program perawatan dan pemeliharaan.
Penyelesaian tambang adalah sasaran dari penutupan tambang. Tambang yang telah selesai berarti telah mencapai keadaan di mana kepemilikan hak penambangan dapat dikembalikan dan tanggung jawab lahan diterima oleh pengguna lahan berikutnya. Saat ini, ekspektasi dari peraturan dan stakeholder  semakin tinggi sehingga untuk dapat mencapai posisi ini dikembangkan hasil yg bagus, dan diterapkan sesuai ekspektasi stakeholder termasuk masyarakat setempat.
Rencana reklamasi jangka panjang, salah satu penentu keberhasilan penutupan dan penyelesaian tambang

Yang terutama, penyelesaian tambang harus menentukan apa yang ditinggalkan sebagai manfaat atau warisan bagi generasi mendatang. Jika penutupan dan penyelesaian tambang tidak dilaksanakan terencana dan efektif, lokasi tambang dapat berbahaya dan menjadi sumber polusi tahun berikutnya. Tujuan keseluruhan dari penyelesaian tambang adalah untuk mencegah atau meminimalkan dampak merugikan jangka panjang, baik dari sisi lingkungan, fisik, sosial dan ekonomi, serta untuk menciptakan bentuk alam yang stabil dan baik untuk penggunaan lahan selanjutnya, sesuai kesepakatan.



PETI menjadi salah satu ancaman yg mengganggu kelancaran mining closure

Beberapa perubahan lingkungan saat penyelesian tambang:
·         Topografi dan bentuk alam: Perubahan sementara terhadap topografi yang ada akibat operasi penambangan mencakup jalan akses, area dumping, penumpukan tanah topsoil, pabrik pengolahan, serta infrastruktur pendukung. Perubahan permanen mencakup lubang pit terbuka; tempat pembuangan batuan sisa, serta fasilitas penyimpanan tailing.


Perubahan morfologi menjadi tantangan besar minign closure

·         Flora dan vegetasi: Dampak langsung pada komunitas flora dan vegetasi biasanya terjadi selama pembukaan lahan untuk ditambang, pembuangan batuan sisa, pabrik pemrosesan, fasilitas penyimpanan tailing dan infrastruktur yang terkait.
·         Fauna: Dampak pertambangan pada fauna secara umum dapat dibagi menjadi primer atau sekunder. Dampak primer adalah perusakan habitat langsung akibat aktivitas pembukaan lahan dan penggalian. Dampak sekunder berkaitan dengan berbagai tingkatan aktivitas di luar area pertambangan, misalnya jalan akses dan angkut, jalur kabel listrik, koridor pemipaan dan infrastruktur lain, hewan liar dan aktivitas pekerjaan tenaga kerja.
·         Hidrologi air permukaan dan air tanah: pembuatan lubang terbuka, penimbunan, pembuangan batuan sisa, fasilitas penyimpanan tailing, pabrik pengolahan dan infrastruktur seringkali mengganggu jalur aliran air alam. Gangguan terhadap pola aliran air sistem pengairan ke bagian hilir dari pembangunan pertambangan atau vegetasi yg bergantung pada suply air tersebut.
·         Kontaminasi tanah dan air: Reaksi kimia di batuan sisa dan tailing berpotensi merusak pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kontaminasi di air permukaan maupun air tanah. Selain itu, operasi penambangan menggunakan transportasi, berbagai bahan berbahaya, seperti bahan bakar, zat reagen proses, pelumas, deterjen, bahan peledak, larutan kimia dan cat. Jika bahan-bahan ini tidak dikelola dengan baik, akan berpotensi menjadi polutan untuk udara, air maupun tanah.


Air asam tambang yg dapat mempengaruhi kondisi air tanah

Pengelolaan masalah lingkungan ini jika dilakukan dapat meminimisasi dampak. Namun demikian, ada bahaya sisa yang dsebut sebagai bahaya residu yg tidak mungiin hilang seperti bahaya dan risiko keamanan publik, potensi sumber polusi yang berkelanjutan, penggunaan lahan dan kebutuhan sumber daya di masa depan dan kecocokan dengan ekologi, ekspektasi masyarakat, estetika.



Pentingya Comdev
Program pengembangan masyarakat mejadi mekanisme penting sebagai sarana kontribusi perusahaan pertambangan terhadap keberlanjutan sosial ini. Pengembangan masyarakat terutama berfokus pada peningkatan kekuatan dan efektivitas masyarakat dalam menentukan dan mengelola masa depannya sendiri (ICMM, 2005).
Program ini melibatkan inisiatif perencanaan dan implementasi, seringkali dalam bentuk kemitraan pihak lain, untuk menyediakan sebuah hasil positif jangka panjang bagi masyarakat. Pengembangan yang berkelanjutan harus digerakkan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat, bukan dari perusahaan, dan harus berupaya agar dapat berkontribusi terhadap penguatan kelangsungan hidup masyarakat di jangka panjang.

Konsep CSR menjadi begitu pentign dalam penyelesaian tambang 

Di berbagai daerah yang remote dan terpencil, pertambangan adalah satu-satunya industri yg mampu survive dan menghasilkan dampak berganda penting terhdaap aktivitas ekonomi regional. Operasi penambangan memberikan peluang kerja dan pelatihan berbagai profesi, ketrampilan dan jasa. Perusahaan pertambangan memperluas komitmen terhadap ekonomi setempat dan pembangunan kapasitas lokal. Perusahaan pertambangan juga berupaya transfer teknologi ketrampilan dan peluang kerja yang baik melalui pengembangan usaha lokal.
Operasi penambangan selalu membangun infrastruktur penting ke lokasi tambang, dan mnghubungkan masyarakat terpencil dengan dan dunia yang lebih luas. Perencanaan penutupan tambang dapat membantu meredakan masalah berkurangnya akses ke infrastruktur yang berguna ini kelak. 



Bandara Kalimarau di Kabupaten Berau, berawal dari kebutuhan transportasi perusahaan tambang

Tujuan penutupan tambang
Tujuan dari penutupan tambang dan rencana penyelesaian untuk
·         memungkinkan semua kepentingan stakeholder dipertimbangkan dalam proses penutupan tambang
·         memastikan proses penutupan berlangsung dengan cara yang tertib, hemat dan tepat waktu
·         memastikan biaya penutupan telah dimasukkan secara memadai dalam rencana keuangan perusahaan dan tidak meninggalkan tanggung jawab kepada masyarakat
·         memastikan ada pertanggungjawaban yang jelas dan sumber daya yang memadai untuk menerapkan rencana penutupan
·         menetapkan indikator keberhasilan penyelesaian proses penutupan tambang
·         mencapai kesepakatan penyelesaian yang telah disepakati apabila ada


penutupan tambang memerlukan rencana detal, terukur dan tanggung jawab dari seluruh stakeholder

Konfilk pertambangan, salah satu tantangan penyelesaian tambang

Strategi dan konteks
Proses perencanaan penutupan tambang untuk mencapai hasil pengembangan yang berkelanjutan dalam penutupan akan mengubah strategi bisnis jangka panjang karena risiko dan peluang yang terkait dengan penutupan akan lebih dapat dipahami. Agar efektif, perencanaan penutupan yang berkelanjutan harus dilihat dalam konteks dan menjadi bagian dari strategi pengembangan berkelanjutan yang lebih luas.


Kebijakan
Sebuah kebijakan penutupan/penyelesaian tambang akan menetapkan aspirasi dan arahan tingkat tinggi yang diperlukan perusahaan untuk penutupan tambang. Biasanya, kebijakan ini memuat komitmen tentang proses penutupan, keterlibatan stakeholder, minimalisasi risiko terhadap lingkungan, memenuhi persyaratan peraturan, aspirasi sosial dan masyarakat, serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
Kebijakan ini harus menyadari bahwa adalah memungkinkan untuk mengantisipasi beberapa aspek warisan dari penutupan tambang sejak awal pembentukan tambang, termasuk: penutupan sebagai bagian dari perencanaan tambang, identifi kasi risiko dan peluang untuk perencanaan biaya dan keuangan yang dapat diandalkan, serta menentukan tujuan dan prinsip-prinsip penggunaan lahan fi nal sesuai konsultasi dengan masyarakat.
Kesemua faktor ini menunjukkan perlunya rehabilitasi yang progresif dan pertimbangan atas kebutuhan masyarakat yang terkena pengaruh penutupan. Biasanya, kebijakan akan didukung oleh standar-standar, panduan dan metodologi organisasi yang menjabarkan bagaimana penerapan kebijakan ini akan dilaksanakan.