Monday, December 27, 2010

Tentang Sub Marine Tailing Placement (STP).. ( II )


Sambungan Sebelumnya...

Sekarang mari kita lihat seberapa kandungan logam dan kualitas air di sana.

I. Versi NMR

a. Kadar di Sungai Buyat: Kualitas air permukaan untuk Sungai Buyat, nilainya tidak melebihi nilai Baku mutu air sungai untuk kelas II PP No. 82/2001 bahwa kadar Hg dan As dalam air sungai adalah 0,0003 mg/L dan 0,001 mg/L.

b. Kadar di Teluk Buyat

• Air Laut: Berdasarkan analisis kandungan paramater Hg, As, Cu, Fe, Mn dan Sb terlarut dan TSS serta CN total terhadap sampling air laut memperlihatkan bahwa kualitas air laut masih memenuhi KEPMEN LH No. 51/2004 tentang Baku mutu Air Laut untuk Biota Laut. Kandungan As tertinggi adalah 2,7 ppb sedang baku mutu As adalah 12 ppb. Untuk Hg, kandungan tertinggi adalah 0,055 ppb sedang baku mutu Hg adalah 1 ppb.

• Sedimen Laut: kadar di bawah baku mutu dan berada pada kondisi inert (tidak reactive)



II. Versi Tim Terpadu KLH

a. Kualitas Air Sungai Buyat

Kualitas air permukaan untuk Sungai Buyat, nilainya tidak melebihi nilai Baku mutu air sungai untuk kelas II PP No. 82/2001. Begitu pula dengan kualitas air rembesan yang diambil di daerah dekat penimbunan batuan limbah yang akan masuk ke Sungai Buyat. Hasilnya di bawah Baku mutu II PP No. 82/2001 tersebut. Data kualitas air Sungai Buyat disajikan secara lengkap pada tabel:


Table Data Kualitas Air Sungai Buyat


Sumber: Laporan Timdu KLH, 2004


 
b. Air Tanah

Standar As menurut PP No. 82/1990 adalah sebesar 0,05 mg/L. Peraturan lain yang menjadi parameter penentuan baku mutu adalah Permenkes tahun 1990 tentang standar air bersih dan PP No. 82 /2001 tentang baku air minum yang memperlihatkan bahwa standar kadar Arsen adalah 0,05 mg/L. Diketahui dari penelitian Timdu KLH bahwa kadar Arsen tahun 2004 adalah 0,07 mg/L. Dari pengukuran sepanjang tahun 1998-2004 berkisar pada kadar antara 0,02 hingga 0,07 mg/L. Analisis ini menunjukkan bahwa kadar Arsen di sekitar daerah Teluk Buyat dari awal memang telah memiliki Arsen dalam kadar melebihi baku mutu Air Minum (Permenkes 907/2002). Kadar ini memperlihatkan pula bahwa kadar Arsen disana cukup tinggi.

Sedangkan untuk kualitas air tanah diminum adalah sebagai berikut:

Table Data Kualitas Air Minum Desa Buyat



Sumber: Timdu KLH, 2004

Dari pengukuran yang dilakukan Timdu KLH diketahui bahwa terdapat nilai yang bervariasi untuk kadar Hg (terendah 0,0005, tertinggi 0,001). Namun semua pengukuran menunjukkan kadar Hg dalam air minum Desa Buyat masih berada di bawah Baku mutu Kepmenkes No. 907/2001.  

Untuk pengukuran kadar As diketahui bahwa kadar terendah adalah 0,002 mg/L dan tertinggi sebesar 0,68 mg/L dan kadar rata-rata adalah 0,0263. Nilai ini dua kali lebih tinggi dari kadar yang ditetapkan dalam Baku mutu Kepmenkes No. 907/2001 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum yaitu sebesar 0,01 mg/L.

Artinya dari pengukuran kadar Hg dan As, sesungguhnya air minum di Desa Buyat sebenarnya tidak layak untuk di konsumsi karena kadar As yang masih tinggi. Jika ingin di konsumsi air ini harus melalui pengolahan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar As-nya.



c. Kadar Air Laut

Kandungan As tertinggi adalah 3 ppb sedang baku mutu yang ditetapkan pemerintah adalah 12 ppb. Untuk Hg, kandungan tertinggi adalah 0,5 ppb sedang Baku mutu yang ditetapkan yaitu pada kadar 1 ppb. Semua nilai tersebut berada di bawah Baku mutu yang ditetapkan yatu 12 ppb.

1. Arsen. Kadar As dalam sedimen laut di Teluk Buyat ditemukan pada kadar antara 243 – 666 mg/kg. Secara umum, sedimen Teluk Buyat terutama di area pencampuran tailing PTNMR memperlihatkan kecenderungan As yang meningkat. Nilai ini masih ada di bawah kadar yang diperkirakan dalam ANDAL yaitu 840 mg/kg.

2. Merkuri. kadar merkuri di sedimen Teluk Buyat ditemukan pada kisaran 0,025 – 1,51 mg/kg. Kadar ini masih ada pada kisaran yang diprediksikan dalam ANDAL yaitu 6,2 mg/kg.


Sumber: Timdu KLH, 2004



Gambar Kadar Hg di Sedimen Teluk Buyat



Sumber: Timdu KLH, 2004



Gambar Kadar As di Sedimen Teluk Buyat

 
d. Ikan

Organisme yang paling sensitif bagi pembuangan tailing bawah laut terutama adalah organisme yang mengalami kontak langsung dengan sedimen dan hewan yang memangsa organisme dalam sedimen tersebut. Organisme bentos seperti cacing, kerang dan molusca laut yang mencari makan di atas atau dalam sedimen kemungkinan terpengaruh oleh penguburan tailing.

Hasil analisis pada 23 sampel ikan memperlihatkan kadar total Arsen berkisar antara 0,004 – 9,34 mg/kg dengan tertinggi terdeteksi pada ikan kakap putih (Pamadsya sp). Bioakumulasi Arsen ikan dan kerang melalui rantai makanan dalam bentuk Arsenokolin dan Arsenobetalin. 90% Arsen dalam tubuh ikan adalah dalam bentuk Arsenobetalin (Laporan Timdu KLH).

Di dalam mahluk hidup menuurt IPCS/WHO (ASEAN Marine Water Quality Criteria, dalam KLH, 2004) kandungan Arsen organik dalam biota berkisar antara antara 5 – 15% dari total As. Bila diambil nilai tengah, maka kandungan Arsen anorganik yang bersifat toksik sebesar 10% dari total As.

Perlu diingat bahwa kadar Arsen anorganik berbeda di tiap negara. Untuk New Zealand sebesar 2 ppm dan bila dibandingkan dengan Baku mutu ini, kadar tertinggi Indonesia (0,934 ppm) masih di bawah Baku mutu Australia dan New Zealand (Parson, 2004).

Kadar Hg ditemukan dalam tubuh ikan pada kisaran 0,001 – 0,43 mg/kg, yang ada pada kondisi di bawah Baku mutu di indonesia (Dirjen POM dalam KLH, 2004) yaitu sebesar 0,5 mg/kg. Kadar terbesar dari As dan Hg ini ada lebih banyak pada organ insang daripada daging. Dan bila dibandingkan dengan penelitian RKL-RPL, Institute of Minamata 2004 dan DKP 2004, masing-masing adalah 0,2317 mg/kg, 0,2433 mg/kg dan 0,342 mg/kg, semuanya masih ada di bawah Baku mutu.

 

Sumber: Laporan Timdu KLH, 2004



Gambar Perbandingan Total Merkuri dalam Tubuh Ikan di Teluk Buyat dengan Ambang Batas Minamata





Epilog

Jadi diatas telah dijelaskan beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan referensi mengenai komposisi, kadar dan kondisi yang terjadi di Teluk Buyat. Mari kita perdalam, resapi serta analogikan kira-kira sebenarnya bagaimana yang terjadi di sana. Interprestasi tentunya tidka lepas dari pemahaman masing-masing, sangat sulit mencari interprestasi yang bebas nilai. Silahkan kita tentukan sendiri…

Sebagai informasi tambahan saja, bahwa masyarakat di Teluk Buyat hampir seluruhnya adalah nelayan yang bergantung pada hasil tangkapan ikan di laut. Dampak dari isu pencemaran tersebut, ikan tangkapan mereka tidak laku di jual dan mereka mejadi semakin jauh dari sejahtera. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk bantung stir jadi pengolah lahan pertanian. So…..???






















No comments: