Sunday, July 31, 2011

Corporate Culture

Apa itu corporate culture..??. Bagi sebagian orang, kata ini memberikan makna yang sangat dalam karena akan sangat terkait dengan financial, benefit, aktivitas, penyediaan bahan baku dan seluruh kegiatan yang ada di perusahaannya. Namun di sisi lain, hanya sedikit orang yang benar-benar memahami falsafah dari kata corporate culture ini sendiri.

Pengertian budaya
Culture atau budaya dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Jelasnya kebudayaan diartikan sebagai serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya”.

Corporate culture
Corporate Culture (CC) memang mudah untuk dirasakan tetapi sulit untuk menjelaskannya secara gamblang. Seperti misalnya apakah kita merasakan bahwa kita dapat berbicara dengan siapa saja termasuk atasan, manajer ataupun CEO dalam suatu organisasi untuk membuat pekerjaan kita menjadi lebih baik? Apakah perusahan kita mampu untuk mengolah resiko dan konsekuensi yang akan dihadapi? Apakah tiap manajer dapat mendelegasikan tanggung jawab yang diterima oleh orang lain? Apakah perusahan telah menciptakan lingkungan kerja yang mendukung seluruh aktivitas menuju etika bisnis yang baik dan mencapai sukses bersama-sama. Dalam banyak kasus, kepemimpinan menunjukkan peran besar dalam pelaksanaan CC. lebih jauh lagi, CC juga menunjukkan bagaimana mampu memperkuat eksistensi perusahaan.

Lalu oleh Taylor, corporate culture diartikan sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni,moral, hukum, adat, kapabilitas dan kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu. Pendek kata budaya organisasi adalah nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi/perusahaan—beserta anggotanya–dalam hubungan-nya dengan pihak luar. Untuk mencapai taraf budaya organisasi diperlukan waktu yang panjang dalam pertemuan yang intens.

Lalu bagaimana kaitannya dengan perusahaan? CC menjadi penting ketika berbicara tentang aktivitas holistic suatu perusahaan. CC mencerminkan bagaimana attitude, kematangan SDM, financial, etos kerja. Ada beberapa contoh perusahaan dengan CC yang baik yang dapat menjadi panutan seperti:

Toyota dengan The Toyota Way
Kenapa Toyota ternyata mampu menjadi salah satu perusahaan manufaktur terbesar di dunia, dan apa hubungannya dengan CC..? Tenyata selain sebagai produsen mobil, Toyota juga merupakan suatu perusahaan yang telah menemukan budaya kerjanya sendiri yaitu The Toyota Way. Lantas apa buktinya mereka menjadi perusahaan manufaktur terbesar dunia? Toyota memperkerjakan orang-jam yang lebih sedikit, persediaan yang lebih kecil, mobil dengan kualitas tertinggi dengan cacat yang paling sedikit dari semua produsen mobil. Selain itu Toyota mampu secara konsisten meningkatkan standar kualitas, pengembangan produk, dan memiliki keunggulan proses.

Tak heran citra bisnis mereka luar biasa, mampu merebut pangsa pasar dari para pesaing yang bahkan memberi potongan harga, memperoleh lebih banyak laba dari produsen lain, dan memperoleh pujian dar para pemimpin bisnis. Dari pengalaman selama bertahun tahun, budaya bisnis Toyota mampu menumbuhkan atmosfer peningkatan dan pembelajaran berkelanjutan dan tumbuh bersama dengan semua SDM dan mampu menjadi solusi masalah. Toyota mampu menciptakan nilai bagi pelanggan, masyarakat, dan perekonomian perusahaannya.

Panasonic (Matsushita)
Matsushita sangat terkenal akan ucapannya “First we make people then we make product” bermakna bahwa pertama perusahaannya akan menciptakan sumber daya manusia terlebih dahulu baru selanjutnya menciptakna produk. Dengan SDM yang berkualitas, ia yakin akan mampu menciptakan produk dengan banyak keunggulan. Perusahannya mampu mencitakan banyak produk yang 30% lebih baik dan 30% lebih murah daripada produk lainnya.

Sejak didirikan dari tahun 1917 hingga saat ini, banyak kendala yang dialami namun Panasonic ternyata tidak pernah merumahkan karyawannya. Dengan berbagai strategi akhirnya mampu bertahan dan menjadi salah satu perusahaan manufaktur terbesar di Jepang. Dapat dibayangkan betapa kuatnya CC di perusahaan tersebut, yang membuatnya menjadi perusahaan beromset lebih dari US$ 110 milliar. Mampu menumbuhkan semangat bersaing dan menciptakan pekerja yang unggul.

Lalu bagaimana kaitannya dengan pertambangan?
Seperti diketahui bahwa pertambangan adalah dunia yang selalu dinamis, terkadang memusingkan. Banyak tekanan yang menyebabkan terjadinya perubahan di industry tambang, mulai dari globalisasi, expectasi social, percepatan teknologi, perubahan perundangan dan banyak hal lainnya. Setelah meningkatnya harga mineral selama decade lalu, kemudian kembali menurunnya harga belakangan menyebabkan perubahan radikal di dunia tambang.

Tambang menjadi industry yang sangat spesifik. Sumber daya dan cadangan mineral tidak sekedar dihargai sebatas nilai intrinsiknya tetapi juga memperhitungkan detail benefit yang mungkin ditimbulkannya. Banyak perusahaan tambang yang mengalami keterpurukan financial namun kembali bangkit dengan diakuisisi atau merger dengan perusahaan lainnya. Segala aktivitas ini tentunya akan memaksa banyak perusahaan tambang (khususnya di Indonesia) untuk mampu bersaing secara global.

Perubahan secara global dan mendunia, disinilah peran pentingnya perubahan kepemimpinan. Kepemimpinan akan sangat berpengaruh dalam pencapaian target perusahaan khususnya penguatan corporate culture. Bagaimana kepemimpinan dapat membentuk suatu lingkungan yang menunjang dan memperlakukan pekerja dengan mengedepankan nilai-nilai perusahaan yang baik.

Di Indonesia, masih kental dengan persepsi “kepemimpinan yang memberi teladan”. Dimulai dari pemimpin di perusahaan yang mampu menerapkan atribut kemepempinannya dalam membentuk budaya perusahaan. Dibutuhkan suatu strategi dan nilai-nilai kepemimpinan perusahaan untuk dapat mewujudkan corporate culture sebagai bagian integral perusahaan tambang. Kemudian bagaimana bersama-sama menyatukan gagasan, keingintahuan, pengetahuan resiko, keteladanan, kerjasama dalam mencapai target perusahaan. Bagaimana pemimpin perusahaan tambang dapat mendelegasikan kewenangan kepada seluruh anak buahnya sehingga mereka memahami dan mampu melaksanakan aktivitas sesuai tanggung jawabnya.

Corporate culture dapat menjadi kekuatan dalam membangun perusahaan tambang tetapi juga dapat menjadi senjata balik bagi perusahaan tambang yang tak siap.

















No comments: